Teroris Lokal Bernama KKB
Tulisan hari ini agak jauh dari jangkauan pengetahuan saya, yaitu tentang KKB di Papua yang sudah dicap teroris oleh pemerintah. Sudah banyak tentara dan warga sipil yang jadi korban kekejaman mereka.
Dari berbagai sumber yang saya baca, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini awalnya bernama OPM (Operasi Papua Merdeka). Kemudian pemerintah mengubah label mereka yang dari awalnya jelas sebagai gerakan separatis menjadi tindak kriminal bersenjata.
Indonesia Sangat Sopan
Melihat kondisi diatas, nampaknya pemerintah kita masih sangat sopan terhadap kelompok ini, termasuk penyebutan nama. Jua terjadi pada kelompok atau perseorangan yang melakukan kejahatan tidak disebut penjahat tapi oknum, sangat aneh.
Konon kelahiran mereka berawal dari sikap pemerintah Indonesia yang berlaku represif terhadap warga disana, menurut pendapat mereka. Di sisi lain, cukup banyak pengamat yang menduga bahwa gerakan ini lahir karena ketimpangan sosial, tidak meratanya kesejahteraan, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan aspek sosial lainnya.
Atau memang kelompok ini tidak peduli dengan isu itu semua, mereka hanya ingin merdeka, lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka mungkin sangat senang tidak dianggap separatis, hanya dianggap kriminal biasa. Meski dilabeli teroris, nampaknya teroris ini beda dengan teroris yang sering berhadapan dengan Densus 88.
Kesopanan ini terlihat dari tidak digembor-gemborkannya keseriusan pemerintah membasmi kelompok kriminal, itu pun jika tak pantas dianggap separatis. Saat ini usaha membasmi tetap dilakukan dan patut diapresiasi, namun sepertinya pemerintah luput melakukan cara yang lain. Sebagaimana pemerintah menundukkan GAM di Aceh.
Teroris Yang Beda
Yang menghadapi teroris ini bukan pasukan biasa yang khusus menghadapi teroris level bom panci, tapi tentara a.k.a militer.
Saya kurang tahu apakah tentara lebih mengetahui tentang teroris, menguasai cara melumpuhkan teroris, dan intelejennya lebih tajam dibanding intelijen Densus? Intinya penanganan teroris ini berbeda dari biasanya, entah karena level teroris KKB lebih tinggi dari teroris bom panci? Entahlah!
Menghadapi teroris mestilah kuat gerakan intelijennya, menurut saya. Bukan derap-derap langkah pasukan yang terliput media. Gerakan senyap ini seharusnya yang mampu mengetahui data-data sehingga dapat dijadikan informasi dasar mengapa mereka melakukan kekejaman di Papua.
Hasil pengamatan intelijen inilah sebagai analisa strategy apa yang akan dilakukan untuk memupus generasi gerakan separatis. Adapun yang dilakukan sekarang seolah hanya menebang tangkai dan batang, pemerintah lupa tunas-tunas dibawahnya suatu saat akan tumbuh lebih besar dari induk semangnya.
Didukung Negara Lain?
Konon, bukan fakta mungkin, KKB ini mendapat pasokan senjata dari negara lain yang menginginkan Papua merdeka. Apakah Amerika atau Australia? Yang pasti, jika suatu saat mereka merdeka, Papua akan habis sehabis-habisnya dikeruk kekayaan mereka untuk kemajuan negara pendukung.
Masih ingat negara kecil Vanuatu yang menyinggung masalah Papua? Kenapa harus Vanuatu? Apa kepentingan mereka mengusik Indonesia soal Papua? Apa merka investor terbesar pertambangan di Papua?
Menurut perkiraan saya jika dilakukan jajak pendapat terhadap seluruh warga Papua sebagaimana pernah dilakukan di Timor Timur (Timor Leste), Papua akan merdeka. Mayoritas warga mungkin akan memilih mandiri dibanding bersatu tapi merasa dibedakan perlakuannya.
Dan saya juga menduga Papua akan merdeka jika saat perang fisik antara AS dan China terjadi dan Indonesia berada di pihak China. Selebihnya negara kita hanya jadi korban sebagaimana arena pertandingan perang dua negara dan kubu-kubunya.
Kebingungan saya adalah KKB ini seperti koruptor. Penegak hukum tahu keberadaannya tapi sulit untuk membasi perilakunya. Sekali lagi yang diperangi itu tindakan separatisnya, bukan orang Papuanya. Yang dibasmi itu perilaku kriminal kejinya bukan suku atau kelompok warganya.
Sebagaimana koruptor, banyak koruptor yang ditangkap tapi benih-benih perilaku korupsi tumbuh sumbur. Pemerintah tak peduli pada asas perilakunya yang penting menangkap pelakunya.
PON atau event nasional saja tak cukup meredam aksi mereka. Bukan hanya tentara yang harus diturunkan untuk berperang. Tokoh agama perlu andil membawa nilai-nilai kebaikan. Guru penting menyadarkan generasi selanjutnya. Dan pelaku sosial lain yang wajib dilindungi negara.
Semoga, jikapun mereka merdeka mereka tak memerangi kita.
Tidak ada komentar:
Komentar Anda mencerminkan kualitas akal Anda